MEDAN - Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara melaksanakan Deklarasi Kampanye Damai Pemilu Tahun 2019 di halaman Kantor KPU Sumut, Jalan Perintis Kemerdekaan Medan yang ditandai dengan pelepasan sejumlah burung merpati oleh perwakilan 16 partai politik yang hadir termasuk perwakilan dari Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI di Sumatera Utara, Minggu (23/9).
Diawali menyayikan lagu Indonesia Raya dan orasi demokrasi bahawa Indonesia menolak HOAX, Politisasi SARA, dan politik uang, Wakapolda Sumut Brigjen pol Mardiaz Kusin Dwihananto, mengatakan kondusifitas keamanan, ketertiban, dan kenyamanan masyarakat harus dijaga.
“Apalagi Menjelang pelaksanaan pilpres dan pileg. Untuk menciptakan itu bukan hanya tugas kepolisian, tapi juga tugas seluruh masyarakat. Karena kalau sumatera aman dan kondusif, maka pembangunan dan perekonomian akan berjalan, masyarakat akan nyaman dan sejahtera,”ujarnya.
Jika ditemukan pelanggaran, katanya, harus dilaporkan ke Bawaslu atau Gakkumdu, karena ada penegak hukum yang akan memprosesnya.
Sementara Ketua KPU Sumut Mulia Banure mengajak agar kampanye damai sampai sampai 3 hari sebelum pemilihan. Waktu yang banyak ini, katanya, masyarakat agar lebih cerdas memilih calon-calonnya yang mampu memberi solusi untuk setiap masalah yang ada di Sumatera Utara.
Menurutnya, pemilu damai akan terwujud jika para masyarakat, para pengurus partai politik , jangan bermain politik uang, jangan melakukan politisasi SARA dan beberapa cara yang tidak baik lainnya.
Dijelaskannya, dalam deklarasi kampanye damai tersebut ada diikuti sebanayk 18 orang DPD RI dan pimpinan parpol. Tujuan kampanye damai agar para calon DPD RI maupun calon legislatif (Caleg) tidak menerima dan menyebarkan berita hoax, tidak melakukan politisasi sara dan politik uang.
Pantauan terlihat pada Ketua Partai di Sumut dan para calon anggota DPD RI melepas burung merpati tanda deklarasi damai. Salah satu calon DPD RI Sutan Erwin Sihombing (S 3 5) tampak duduk di tangga pentas sembari melepas merpati dengan penuh ceria. (E1)
Diawali menyayikan lagu Indonesia Raya dan orasi demokrasi bahawa Indonesia menolak HOAX, Politisasi SARA, dan politik uang, Wakapolda Sumut Brigjen pol Mardiaz Kusin Dwihananto, mengatakan kondusifitas keamanan, ketertiban, dan kenyamanan masyarakat harus dijaga.
“Apalagi Menjelang pelaksanaan pilpres dan pileg. Untuk menciptakan itu bukan hanya tugas kepolisian, tapi juga tugas seluruh masyarakat. Karena kalau sumatera aman dan kondusif, maka pembangunan dan perekonomian akan berjalan, masyarakat akan nyaman dan sejahtera,”ujarnya.
Jika ditemukan pelanggaran, katanya, harus dilaporkan ke Bawaslu atau Gakkumdu, karena ada penegak hukum yang akan memprosesnya.
Sementara Ketua KPU Sumut Mulia Banure mengajak agar kampanye damai sampai sampai 3 hari sebelum pemilihan. Waktu yang banyak ini, katanya, masyarakat agar lebih cerdas memilih calon-calonnya yang mampu memberi solusi untuk setiap masalah yang ada di Sumatera Utara.
Menurutnya, pemilu damai akan terwujud jika para masyarakat, para pengurus partai politik , jangan bermain politik uang, jangan melakukan politisasi SARA dan beberapa cara yang tidak baik lainnya.
Dijelaskannya, dalam deklarasi kampanye damai tersebut ada diikuti sebanayk 18 orang DPD RI dan pimpinan parpol. Tujuan kampanye damai agar para calon DPD RI maupun calon legislatif (Caleg) tidak menerima dan menyebarkan berita hoax, tidak melakukan politisasi sara dan politik uang.
Pantauan terlihat pada Ketua Partai di Sumut dan para calon anggota DPD RI melepas burung merpati tanda deklarasi damai. Salah satu calon DPD RI Sutan Erwin Sihombing (S 3 5) tampak duduk di tangga pentas sembari melepas merpati dengan penuh ceria. (E1)
Tidak ada komentar: