MEDAN – Kalau Indonesia umumnya dan Sumatera Utara khususnya, ingin kaya dan sejahtera, maka kayakan dan sejahterakan dulu petani dan nelayannya serta masyarakat desa, karena sebagian besar penduduk Indonesia umumnya, dan Sumatera Utara pada khususnya, bekerja dan mengharapkan penghasilan dari kedua pekerjaan tersebut dan umumnya tinggal didaerah pedesaan.
Pernyataan ini dikatakan Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Sumatera Utara (DPD RI Sumut) no urut 28 Marnix Sahata Hutabarat kepada wartawan usai Deklarasi Kampanye Damai di Kantor Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara (KPU Sumut) Jalan Perintis Kemerdekaan Medan Minggu (23/9).
Menurutnya, untuk meningkatkan pendapatan petani dan nelayan serta masyarakat desa lainya, maka yang harus dipercepat adalah pengelolaan atau pengaturan tata ruang, yang mengatur dimana tempat harus bercocok tanam, melaut, dan tempat untuk berladang tidak dicampur adukkan dengan aktivitas lainnya.
Sehingga para petani dan nelayan serta masyarakat desa lainnya dapat fokus untuk melakukan aktivitas bercocok tanamnya.
Maksudnya, jangan tempat untuk bertani dan berladang, dijadikan lokasi untuk membangun perumahan serta membangun lokasi - lokasi yang dapat mengurangi produktivitas petani dan nelayan, karena jika hal ini terjadi dapat dipastikan hasil yang diraih petani dari bercocok tanam dan berladang dapat dipastikan terjadi penurunan,”terang Marnix.
Ditambahkannya, jika hal ini terjadi maka haruslah kita mengimpor beras dan hasil alam lainnya dari luar negeri, kalau hal ini terjadi sudah dapat dipastikan akan sangat merugikan petani, karena tidak dapat menjual hasil panennya.
Karena jika hasil panen petani tidak sesuai target, maka hasil panen yang diraih oleh petani lokal, tidak dapat bersaing dengan hasil panen petani dari luar negeri, seperti Thailand dan Vietnam yang telah memiliki pengelolaan dan mekanisasi pertanian cukup baik, sehingga mereka menjadi pengimpor beras ke Indonesia.
Jika hal ini terjadi maka akan sangat menguntungkan para petani luar negeri, dan petani kita menjadi susah.
Oleh karena itu, jika dirinya terpilih menjadi anggota DPD RI dari Sumatera Utara Marnix Sahata Hutabarat, akan menyoroti persoalan ini, selain itu Marnix juga mengatakan untuk meningkatkan dan mensejehterakan masyarakat desa yang memiliki potensi daerah pariwisatanya, seperti masyarakat desa berada disekitar danau toba, agar membangun Home Stay atau rumah singgah.
Jangan membangun hotel, karena membangun hotel memerlukan investasi yang sangat besar, selain itu juga hotel hanya akan memberikan manfaaat kepaada pemilik hotel dan pekerjanya saja, sedangkan masyarakat desa yang berada disekitar danau toba hanya akan memperoleh manfaat sedikit saja.
Akan tetapi jika masyarakat disekitar Danau Toba membangun home stay (rumah singgah), tidak memerlukan lahan luas, serta investasi yang besar, selain itu manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar,karena yang menggunakan rumah singgah kebanyakan turis yang membawa bekal berupa bed packer,” paparnya.
Selain itu, jika daerah pariwisata kita sudah maju dan dikenal di mancanegera, maka produk produk kita dapat dipastikan akan laku di seluruh penjuru dunia yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat Indonesia pada umumnya, lihat saja Korea Selatan maju dan produknya laku di mancanegara seperti merek Samsung, setelah negaranya melaksanakan Olympiade.
Jadi, jika ingin perubahan, dan para petani, nelayan dan masyarakat desa kaya dan sejahtera, maka pilih lah saya menjadi Anggota DPD RI dari Sumatera Utara dengan no urut 28, agar apa yang saya jadikan visi dan misi saya ini, dapat saya wujudkan dalam membangun masyarakat Indonesia umumnya dan masyarakat Sumatera Utara pada khususnya,” jelas Marnix Sahata Hutabarat. (E1)
Pernyataan ini dikatakan Calon Anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia Sumatera Utara (DPD RI Sumut) no urut 28 Marnix Sahata Hutabarat kepada wartawan usai Deklarasi Kampanye Damai di Kantor Komisi Pemilihan Umum Sumatera Utara (KPU Sumut) Jalan Perintis Kemerdekaan Medan Minggu (23/9).
Menurutnya, untuk meningkatkan pendapatan petani dan nelayan serta masyarakat desa lainya, maka yang harus dipercepat adalah pengelolaan atau pengaturan tata ruang, yang mengatur dimana tempat harus bercocok tanam, melaut, dan tempat untuk berladang tidak dicampur adukkan dengan aktivitas lainnya.
Sehingga para petani dan nelayan serta masyarakat desa lainnya dapat fokus untuk melakukan aktivitas bercocok tanamnya.
Maksudnya, jangan tempat untuk bertani dan berladang, dijadikan lokasi untuk membangun perumahan serta membangun lokasi - lokasi yang dapat mengurangi produktivitas petani dan nelayan, karena jika hal ini terjadi dapat dipastikan hasil yang diraih petani dari bercocok tanam dan berladang dapat dipastikan terjadi penurunan,”terang Marnix.
Ditambahkannya, jika hal ini terjadi maka haruslah kita mengimpor beras dan hasil alam lainnya dari luar negeri, kalau hal ini terjadi sudah dapat dipastikan akan sangat merugikan petani, karena tidak dapat menjual hasil panennya.
Karena jika hasil panen petani tidak sesuai target, maka hasil panen yang diraih oleh petani lokal, tidak dapat bersaing dengan hasil panen petani dari luar negeri, seperti Thailand dan Vietnam yang telah memiliki pengelolaan dan mekanisasi pertanian cukup baik, sehingga mereka menjadi pengimpor beras ke Indonesia.
Jika hal ini terjadi maka akan sangat menguntungkan para petani luar negeri, dan petani kita menjadi susah.
Oleh karena itu, jika dirinya terpilih menjadi anggota DPD RI dari Sumatera Utara Marnix Sahata Hutabarat, akan menyoroti persoalan ini, selain itu Marnix juga mengatakan untuk meningkatkan dan mensejehterakan masyarakat desa yang memiliki potensi daerah pariwisatanya, seperti masyarakat desa berada disekitar danau toba, agar membangun Home Stay atau rumah singgah.
Jangan membangun hotel, karena membangun hotel memerlukan investasi yang sangat besar, selain itu juga hotel hanya akan memberikan manfaaat kepaada pemilik hotel dan pekerjanya saja, sedangkan masyarakat desa yang berada disekitar danau toba hanya akan memperoleh manfaat sedikit saja.
Akan tetapi jika masyarakat disekitar Danau Toba membangun home stay (rumah singgah), tidak memerlukan lahan luas, serta investasi yang besar, selain itu manfaatnya dapat dirasakan langsung oleh masyarakat sekitar,karena yang menggunakan rumah singgah kebanyakan turis yang membawa bekal berupa bed packer,” paparnya.
Selain itu, jika daerah pariwisata kita sudah maju dan dikenal di mancanegera, maka produk produk kita dapat dipastikan akan laku di seluruh penjuru dunia yang berdampak pada peningkatan pendapatan masyarakat Indonesia pada umumnya, lihat saja Korea Selatan maju dan produknya laku di mancanegara seperti merek Samsung, setelah negaranya melaksanakan Olympiade.
Jadi, jika ingin perubahan, dan para petani, nelayan dan masyarakat desa kaya dan sejahtera, maka pilih lah saya menjadi Anggota DPD RI dari Sumatera Utara dengan no urut 28, agar apa yang saya jadikan visi dan misi saya ini, dapat saya wujudkan dalam membangun masyarakat Indonesia umumnya dan masyarakat Sumatera Utara pada khususnya,” jelas Marnix Sahata Hutabarat. (E1)
Tidak ada komentar: