MEDAN, Eksisnews.com - Mata uang Rupiah hari ini menembus level Rp 15.000 per dolar AS. Rupiah melemah 0,8 persen terimbas oleh kenaikan dolar AS. Penguatan dolar AS dipengaruhi oleh beberapa sentimen. sentimen kenaikan suku bunga AS yang dinaikan 25 basis poin menjadi 2,00 persen - 2,25 persen menjadi awal penguatan nilai tukar dolar AS.
“Meskipun sebelumnya hal ini sudah kita prediksi dan diikuti dengan langkah Bank Indonesia yang juga menaikkan suku bunga acuan BI 25 basis poin menjadi 5,75 persen. Namun langkah ini tidak cukup kuat menahan penguatan dolar AS,” kata pengamat ekonomi, Gunawan Bunyamin, berdasarkan rilis resminya, Selasa (02/10/18).
Tak hanya itu, menurutnya, kerjasama Amerika Serikat, Kanada dan Meksiko mencapai kesepakatan dalam perjanjian yang baru bernama USMCA menggantikan NAFTA yakni perjanjian yang telah dibangun ketiganya selama 24 tahun lamanya. Penggantian NAFTA ini bukan hanya menggantikan nama organisasi kerjasama tersebut melainkan beberapa aspek yang lebih mendetail dan memberikan proporsi hak dan kewajiban yang lebih adil. Namun ada hal dalam perjanjian ini yang turut membuat Tiongkok menjadi dirugikan karna dalam perjanjian kerjasama ini, ketiganya sepakat untuk melakukan pembatasan barang-barang asal Tiongkok.
Selain itu, kenaikan harga minyak dunia turut melemahkan mata uang Rupiah ditengah bencana yang dihadapi Indonesia. Rupiah mengalami pelemahan hingga menembus level Rp.15.038. Kenaikan harga minyak dunia memberikan kekhawatiran baru defisit transaksi berjalan yang kian membengkak.
Kenaikan harga minyak dunia ini dipengaruhi oleh sanksi AS terhadap Iran yang akan berlaku pada November mendatang. Ditengah permintaan minyak yang kian meningkat, pengeboran minyak AS justru melambat sehingga harga minyak menguat tingi saat ini.
Dia juga menyinggung, pelemahan Rupiah yang dialami pada hari ini, juga diikuti IHSG yang terseret arus pelemahan ini. Mayoritas saham tak hanya di Indonesia cenderung melemah ditengah kenaikan harga minya dunia dan isu perang dagang yang kian mencuat. Ini menyebabkan bursa saham dalam dan luar negeri terkoreksi. Indeks Hangseng terkoreksi 2,38 persen, Indeks Kospi terkoreksi 1,17 persen, Philliphine Stock Exchange terkoreksi 1,24 persen dan bursa Thailand terkoreksi 0,55 persen.
Sementara itu IHSG ditutup di level 68 poin atau turun 1,16 persen di level 5.875 level tertinggi IHSG berada di level 5.947 Dan level terendah berada di level 5.862. Transaksi saham hari ini pun cukup ramai dimana frekuensi transaksi sangat cepat yakni sebanyak 442.298 kali transaksi dengan nilai transaksi sebesar Rp. 7,8 Triliun.(E2)
Tidak ada komentar: